Malam itu Raka mengemudikan mobilnya, melaju dengan cepat melintasi ibukota. Ia merasa sudah di ujung kesabarannya, ia sudah merindukan Rindunya. Ia sudah memutuskan, kalau malam ini segala hal yang ia tutupi akan ia ungkapkan di depan Rinjani.
Melihat Rinjaninya bersama dengan pria lain membuat hatinya bergemuruh, ia menahan sakit yang sakitnya melebihi pukulan ayahnya. Sepanjang perjalanan ia hanya memanjatkan doa, semoga malam ini semesta berpihak kepadanya.
Namun sayang seribu sayang, rupanya malam ini belum memihak Raka. Ada pesan masuk yang membuatnya menghentikan laju kendaraannya.